×

Join Kripik Pedass

Blog Archive

Home » , » Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya

Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya

Sebenarnya ini adalah tulisan dari sahabat ana Taushare yang sedikit ana tambahkan, beliau sangat tergila gila dengan hal yang berbau kontroversi. Dan sekarang tak tanggung-tanggung, beliau mengajak kita semakin jauh mengudara.

Berbicara tentang Tuhan, ini mungkin pertanyaan logis buat manusia yang masih memanfaatkan akalnya. Apakah Tuhan itu ada?? Apakah Tuhan menciptakan semua ini??  Tuhan, Tuhan dan Tuhan. Sejak dahulu pertanyaan ini muncul di benak manusia, filsuf, raja, bahkan nabi sekalipun mencari kebenarannya. Jika dilihat dalam konteks filsuf alias para pemikir, ada yang berpendapat bahwa Tuhan itu ada, ada juga yang bersebrangan, pemikiran tersebut semacam dua sisi koin, mereka kuat saling mengikat. Dan kali ini ana dan sahabat ana Taushare sangat tertarik dengan filsuf dan pemikir yang kukuh menyatakan bahwa "Tuhan Itu Tidak Ada".

Dalam coretan kali ini kami akan membawa bro sis dan pemirsa sekalian berkenalan kepada beberapa pemikir dari generasi ke generasi, dan terakhir kita akan berkenalan dengan sosok pemikir tersohor abad ini yang menyatakan "Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya".

So langsung saja kita berkenalan pada pemikir pertama, Epicurus !!

Epicurus 


Epicurus adalah seorang filsuf Yunani Kuno (341-270 SM). Filsuf yang mendalami pemikiran tentang kebahagiaan hidup, kebebasan dari rasa takut, dan hidup tanpa penderitaan dan rasa sakit.  
"Apabila Tuhan mau tapi tidak mampu meniadakan penderitaan, maka Tuhan tidak Maha Kuasa"
"Apabila Tuhan mampu tapi tidak mau, maka Tuhan itu Jahat"
"Apabila Tuhan mampu dan mau, kemudian darimana datangnya kejahatan??"
"Apabila Dia tidak mampu dan mau??, Lalu mengapa memanggilnya Tuhan??"

Itu adalah salah satu pernyataannya tentang Trilemma Argument (Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Penyayang, Tapi Kejahatan Ada). Pernyataan ini sangatlah tersohor zaman dahulu kala, mungkin sampai sekarang juga, sehingga dulu di zamannya banyak bermunculan kelompok dengan aliran Skeptis. Skeptisisme adalah sebuah paham akan keraguan dan kecurigaan. "Apakah Ada Kehidupan Setelah Kematian??", juga salah satu pernyataan yang menunjukan keraguannya akan adanya sosok yang Maha Esa dan Maha Kuasa, dia pun di zamannya dicap sebagai seorang Ateis.


Feuerbach


Ludwig Andreas Feuerbach, filsuf yang hidup gak jauh-jauh dari zaman kita. Dia Meninggal pada tahun1872. Salah satu filsuf yang bisa dikatakan memiliki perspektif sendiri mengenai Tuhan. Berikut buah pemikirannya,

Tuhan adalah Proyeksi Manusia


Ini merupakan pernyataan serta kritikan terhadap gagasan yang tenar sebelumnya yang disampaikan oleh Hegel. Hegel menyatakan jika manusia hanyalah pikiran Tuhan, Tuhanlah pelaku sejarah alam, jadi segala upaya manusia merupakan perwujudan roh Tuhan, manusia tidak sadar Tuhanlah yang menggerakkan mereka.

Feuerbach datang dengan pernyataan bahwa manusialah yang nyata dan Tuhan adalah hasil pikiran manusia. Bukan Tuhan yang menciptakan manusia, tapi Tuhan tercipta dari angan-angan manusia. 

Ketika manusia menyebut Tuhan Maha Tahu, manusia hanya memenuhi dambaannya untuk bisa mengetahui segala hal. Ketika manusia menyebut Tuhan ada dimana-mana, manusia mewujudkan dambaannya untuk tidak terikat dengan ruang. Ketika manusia menyebutkan Tuhan itu Kekal, manusia mewujudkan dambaannya untuk tidak terikat dengan waktu. Ketika manusia menyebut Tuhan Maha Kuasa, manusia mewujudkan dambaannya untuk bisa melakukan apapun sesuai kehendaknya; dengan demikian bukan Tuhan yang menciptakan manusia, tapi Tuhanlah yang tercipta dari pikiran dan angan-angan manusia.

Pemikiran inilah yang berpengaruh besar pada pemikir-pemikir kelas kakap lain seperti Karl Marx dan Frederich Engel. Tapi kita tidak akan membahasnya, ayolah ini semacam basa-basi, bahwasanya pemikiran akan ketiadaan Tuhan ini memang sudah dari dulu adanya. Dan kini kita akan ke pokok bahasan, siapa yang membuat pernyataan "Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya". Yaaappp Stephen hawking, langsung aja ini dia orangnya.

Stephen Hawking


"Walaupun saya tidak bisa bergerak dan juga hanya bisa berbicara melalui komputer, Tapi pikiran saya tetap Bebas" (Stephen Hawking)

Stephen Hawking adalah seorang ahli fisika dan teoritis. Ia dikenal akan sumbangannya dalam bidang fisika kuantum, teruama teori-teorinya tentang kosmologi, lubang hitam dan lain-lain. Walaupun dalam keadaan "terbatas" dalam 40 tahun terakhir, dia tetap banyak menyumbangkan pemikiran-pemikirannya, salah satunya dalam tulisan. 

Pada tahun 2010 bersama Leonard Mladinow dia menulis sebuah buku yang berjudul The Grand Design. Inilah buku yang menyantumkan tentang ketidakpercayaannya tentang alam semesta ini diciptakan dan diatur oleh Tuhan. Di buku inilah dia mengatakan "Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya". 

Setelah banyak menyebabkan pertentangan dan adu argument mengenai buku dan muatannya, pada tahun 2012 Stephen Hawking mengeluarkan sebuah mini series (film) yang berjudul Stephen Hawking The Grand Design. Di dalam filmnya dia mencoba menjelaskan apa yang dimaksudkan dalam bukunya dalam bentuk visual yang lebih sederhana. Penasaran dengan isi filmnya?? langsung aja nih ana paparkan sedikit hal yang mencengangkan dalam film itu.

Hukum Kekal


Dia percaya tentang adanya suatu hukum kekal yang mengatur segala hal, bahwa ada suatu hukum yang akan menjelaskan segala sesuatu (the ultimate Theory of Everything). Dalam filmnya diilustrasikan dengan permainan tennis. Pastinya dalam sebuah permainan tennis banyak hukum yang mengaturnya, salah satu yang paling sederhana adalah Hukum Manusia. Hukum Manusia adalah hukum/peraturan yang diciptakan manusia, lebar lapangan, tinggi net, kapan bolanya dianggap masuk, kapan out dan lain-lain adalah salah satu contohnya. Hukum/peraturan ini bisa saja diubah sesuai keinginan manusia. Nah mengenai hal dimana bolanya saat dipukul lalu perlahan akan turun lalu memantul di tanah, itu disebabkan oleh gravitasi. Gravitasi inilah dianggap sebagai suatu Hukum Kekal.

Dari zaman batu sampai zaman cabe-cabean sekarang gak ada ceritanya buah kelapa jatuhnya keatas lalu melayang-layang, pastilah jatuh ke tanah karena gaya tarik gravitasi bumi. Sama halnya dengan objek-objek di alam semesta ini, gravitasi adalah contoh kecil Hukum Kekal yang mengatur Alam Semesta. Bayangkan tanpa daya gravitasinya matahari, bisa saja bumi akan keluar lintasan orbitnya lalu bumi akan membeku karena tidak mendapat kehangatan matahari *ciieee kehangatan.

Alam Semesta Tidak Diciptakan


Ini sebenarnya sangat sulit bila dijabarkan di blog pedass ini. Intinya Stephen Hawking menyatakan bahwa Alam Semesta ini muncul atau tercipta dari ketiadaan, sehingga dia percaya dalam pembentukan alam semesta ini, Tuhan tidak memiliki peranan.  Stephen Hawking percaya jika banyak  jagat raya, dan semua jagat raya tersebut juga muncul dari ketiadaan.

Kepercayaan Mitologis dan Teologis


Dalam filmnya digambarkan dengan gamblang bagaimana manusia menyikapi alam sebelum memiliki ilmu sains modern seperti sekarang. Diberikan contoh pada para Viking, mereka percaya akan dewa dewi yang menjalankan semua proses alam. Misal saat mereka berlayar, terjadi badai di laut, mereka akan percaya itu adalah tindakan dewa mereka Thor, atau saat terjadinya gerhana matahari, mereka menganggap bayangan yang menutupi matahari adalah sosok jahat, lalu mereka meneriaki, memukul-mukulkan kapak dengan tameng mereka dan sesaat setelah gerhana matahari selesai, para viking percaya, jika teriakan dan aksi merekalah yang menyelamatkan sang matahari dari bayangan. 

Setelah itu di film ditampilkan kontras tentang kepercayaan akan adanya sosok "supranatural" yang mengawasi alam, ditampilkan jika bayangan itu bukanlah disebabkan oleh sosok jahat, tapi karena posisi bulan diantara bumi dan matahari sehingga menutup cahaya matahari, dengan kata lain hal itu dapat dijelaskan dengan sains. Begitu juga dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini bisa dijelaskan dengan sains, sehingga menepis anggapan tentang "pengatur" alam dan kepercayaan akan adanya sosok Tuhan.


Mungkin Dia Lapar

 

Jika om Stephen yakin bahwa Alam Semesta sekonyong-konyongnya muncul dari ketiadaan, akan ada banyak pertanyaan. Salah satunya, lebih dulu mana yang tercipta, Alam Semesta atau Hukum Kekal yang mengaturnya?? Kalo salah satunya tercipta lebih dulu, tentu tidak akan terjadi keseimbangan. Tapi kalo memang tercipta secara bersamaan, tentunya untuk Teori Hukum Kekal pastinya ada yang menciptakan, karena Hukum yang mengatur alam ini tidak lah muncul secara spontan dari ketiadaan seperti Alam semesta sebagaimana dikatakan om stephen.

Dalam bukunya sangat rinci dijelaskan tentang apa pertanyaan yang banyak menyelimuti manusia tentang Tuhan dan bagaimana Stephen Hawking menjawab dan menjelaskan tentang aspek ketuhanan yang sebenarnya dianggap tak ada dan semua ini sebenarnya kembali ke alam. Kalo mau jelas tentang hal ini, resensi bukunya bisa dibaca disini.

Itu dulu singkat dari kami tentang beberapa pemikir yang masih meragukan tentang adanya Sang Maha Kuasa akan segala-galanya, bagaimana jika kedepan om Stephen kali aja dapet pencerahan secerah-cerahnya. Jika om Stephen yakin dan percaya akan ketiadaan tuhan dengan apa yang dapat di observasi dengan indra dan akalnya, tapi bukankah kepercayaan adalah bentuk dari keimanan yang ada pada hati kita, pada ruh kita, bukan dengan indra dan akal.

Oohh biarlah dia hidup dalam bayang-bayang pernyataannya sendiri "Tuhan Tidak Ada dan Kita Tidak Membutuhkannya".

jangan kata senyuman itu muncul dari ketiadaan om stephen :v

Coretan diatas mengandung 99% kontroversi dan 1% bumbu kripik pedass
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar :

Posting Komentar