×

Join Kripik Pedass

Blog Archive

Home » , » Dunia Sophie | Mengenal Tuhan Dengan Filsafat

Dunia Sophie | Mengenal Tuhan Dengan Filsafat

Wuuww novel yang luar biasa, Dunia Sophie alias Sofie's Verden. Sebuah novel filsafat yang akan memberikan pencerahan pada kita akan dunia dan perkembangan filsafat.  Mengapa ana bilang memberikan pencerahan?? dengan novel ini bro sis bisa mengerti apa itu filsafat, dan menurut ana filsafat tidaklah seburuk yang dibicarakan orang, apalagi saat membahas masalah kepercayaan, ana rasa dengan pondasi filsafat kepercayaan akan semakin teguh, bukannya memudar, jadi tidak semengerikan kabar angin bahwa filsafat itu menyesatkan. See, novel ini benar-benar mencerahkan...


Filsafat itu menyenangkan, hal yang pertama ana tangkap dari novel ini. Inti dari novel ini sebenarnya berkutat pada perkembangan filsafat dari masa ke masa, dari masa filsuf jadul seperti Socrates hingga filsuf abad 20. Novel ini berkisah tentang Sophie Amundsend seorang gadis 14 tahun, di tengah kehidupannya dia mengenal seorang yang misterius yang mengajarkannya filsafat. Sophie sang tokoh sentral dalam novel ini masihlah cukup muda untuk menerima pelajaran filsafat yang mungkin terkesan berat, disinilah hebatnya sang penulis Jostein Gaarden, bagaimana dia menjelaskan filsafat kepada pembaca yang di analogikan denga sophie yang masih belum mengerti apa-apa tentang filsafat, sehingga penjelasan rumit dan sejarah filsafat "disulap" menjadi ringan, menyenangkan namun mengena di hati, luar biasa.

Teori Sang Pesulap


Di dalam novel ini banyak hal bermanfaat dan menarik yang bisa kita petik, salah satunya yaitu mengenai teori sang Pesulap.  Teori yang unik, sulap tentunya merupakan hal yang pasti akan membuat kita bertanya, bagaimana tipuan itu bisa dilakukan??. Dalam tipuan sulap "kelinci yang keluar dari topi", kita tidak jauh berbeda jauh dari sang kelinci. Perbedaannya kelinci tidak sadar turut ambil bagian dalam tipuan itu, sedangkan kita manusia sadar kita sedang berada dalam "sebuah tipuan" yang luar biasa.

Manusia diibaratkan makhluk mikroskopis di helain bulu "kelinci", disaat manusia dan pemikir-pemikir seperti ahli ekonomi, ahli sejarah, atau ahli lainnya hanya berkutat dan sibuk dengan lembutnya helai bulu kelinci dan semakin menikmati hingga kedalam permukaan kulit kelinci, filsuf hadir sebagai sosok yang selalu berusaha memanjat helain bulu kelinci untuk semakin dekat dan ingin melihat sang pesulap atau sosok yang menciptakan tipuan alam raya ini.

Siapakah Yang Menciptakan Alam Raya Ini??


Kenyataan tentang para filsuf atau pemikir yang sejak dulu hingga sekarang ingin menguak "tipuan" alam raya, inilah yang kental disampaikan oleh novel ini, meskipun mungkin karena latar belakang Penulis, tulisan lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan agama kristen, tapi hal ini tidak merusak esensi novel ini, Siapa Yang Menciptakan Alam Raya Ini???. Mulai dari filsuf kuno, abad pertengahan, zaman pencerahan hingga modern, memiliki pertanyaan yang sama, mungkin bukan hanya filsuf, manusia pada umumnya akan bertanya hal yang sama. Siapa aku?? kenapa ada Bumi?? darimana asal alam raya ini?? apakah semua ini diciptakan?? siapakah yang menciptakannya?? dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang berputar menghantui benak manusia sejak dulu. 

Filsuf Saling Menyempurnakan


Mungkin hal paling mencengangkan yang ana pikirkan setelah membaca novel ini, adalah sebuah fakta jika sebenarnya para filsuf sejak zaman dahulu saling bahu-membahu untuk memanjat helai bulu kelinci untuk melihat sang Pesulap, berusaha menguak tipuan yang dilakukannya. Filsuf datang silih berganti dan saling menyempurnakan untuk menguak misteri kehidupan, akankah Tuhan yang menciptakan semua ini?? lalu apa tujuannya??

Meskipun memiliki sedikit kekurangan, seperti kebanyakan tulisan sejarah filsafat yang menghilangkan sejarah filsuf-filsuf Islam, namun ini tak menyurutkan ketertarikan ana dengan novel ini. Jelas dipaparkan bagaimana para filsuf yang saling menyempurnakan, mulai dari Socrates yang melahirkan pemikiran Plato yang kemudian dilanjutkan oleh murid jauhnya yaitu Aristoteles, dari ketiga filsuf besar ini muncul banyak pemikir besar lainnya dan akhirnya sebagaimana dipaparkan ketiga filsuf inilah yang mempengaruhi lahir dan berkembangnya agama-agama, Hindu, Budha, Kristen, Yahudi maupun Islam.

Nabi dan Filsuf


Mungkin terlalu dini untuk menyimpulkannya dan pastinya ilmu ana pun masih sangat dangkal dalam berbagai hal, namun tidak ada salahnya mengeluarkan uneg-uneg. Nabi adalah filsuf?? Ya dan tidak. Jika dalam lingkup pemikiran tentang hal kepercayaan Tuhan, tentu nabi adalah orang yang sudah memanjat helai bulu kelinci dan sudah mencapai puncak dan mengetahui apa maksud dari semua tipuan ini, selain itu nabi bisa dikatakan sebagai paket komplit dari sosok seorang pemikir. Masalah Tuhan, kepercayaan, etika, estetika, sosial, bahkan sains pun tak lepas dari buah pikir/wahyu yang dititipkan kepada mereka.

Dalam novel ini juga dijelaskan bagaimana perjalanan dari beberapa filsuf, mulai dari karya, murid, ajaran, serta pengalamannya. Dalam novel ini juga dipaparkan bagaimana beberapa filsuf terkenal juga sering mengalami peristiwa "menyatu dengan kosmis" atau dalam bahasa kasarnya mendapat wahyu/pencerahan. Para filsuf juga menulis banyak buku yang masih digunakan hingga sekarang.  Jika dilihat dari scope sempit ini, memiliki kemiripan dengan kisah nabi, seperti nabi Muhammad. Bagaimana beliau menerima wahyu di gua Hira untuk pertama kali, dan kemudian wahyu tersebut di "bukukan" oleh sahabat-sahabat nabi sehingga bisa menjadi AlQuran dan menjadi pedoman kita sampai sekarang.

Lalu buku filsuf sama dengan AlQuran??? Pppffftt tentunya tidak. Jika buku filsuf terus mengalami penyempurnaan, sedangkan AlQuran merupakan penyempuranaan dari pedoman-pedoman yang ada. contoh kecil, gereja pada zaman dulu menuliskan bahwa bumi itu datar, lalu datang Galileo dengan bantahannya, Bumi itu bundar!!. Berbeda dengan AlQuran, contoh kecil saja, tentang proses bayi dalam kandungan, sebelum zaman modern banyak yang menyangkal, tapi sekarang setelah teknologi lengkap, terlihat kebenarannya. Bukankah ajaib jika itu hanya karangan manusia?? tentunya tidak !! itu perkataan Tuhan.

Kita ketahui dalam Islam ada 25 nabi dan rasul yang wajib kita ketahui, sedangkan jumlah nabi ada 124.000. Bayangkan, jika nabi Adam sebagai nabi dan rasul pertama dan kemudian ditutup oleh nabi Muhammad, itu sudah tidak terbantahkan, tapi bagaimana dengan 124.000 nabi lainnya?? siapa saja mereka??. Tentunya banyak kisah nabi selain kisah 25 nabi dan rasul yang sering kita dengar, akankah kisah socrates, aristoteles, atau entah filsuf lain yang mencoba memanjat helai bulu kelinci lainnya merupakan salah satu kisah yang patut kita dengar dan percaya??, who knows??

Mungkin Ini


Kalo bisa dibilang jika membaca novel ini, setidaknya bro sis sedang mencoba mengenal Tuhan, mencoba memanjat helai bulu kelinci, menyibak tipuan apa ini, siapa dan bagaimana sang Pesulap melakukannya.

Haha terlalu banyak melayang dibandingkan dengan core dari novel Dunia Sophie itu sendiri, tapi inilah uneg-uneg ana. Filsafat tidak "sejahat" yang kita pikirkan, "jahat" jika kita melayang tak terkendali, tapi jika melayang menuju hal yang setidaknya baik, tentunya akan membawa pencerahan, hehe. So itu dia sedikit pendapat ana tentang Dunia Sophie, sebuah novel jadul asal Norwegia yang sudah di terjemahkan ke dalam banyak bahasa dan negara, kalau mau lihat resensinya bisa liat disini, atau disini, disini, dan disini. Bye :v

Coretan diatas mengandung 99% uneg-uneg dan 1% bumbu kripik pedass
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar :

Posting Komentar